1 Jam Seminar Online Artificial Intelligence

Teknologi saat ini berkembang pesat dan sangat berperan di berbagai sektor kehidupan manusia, terutama teknologi Kecerdasan Buatan atau Artifficial Intelligence (AI). Teknologi AI mempunyai potensi besar dalam membantu manusia.

Untuk menambah pemahaman, wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai teknologi AI, STMIK Sinar Nusantara melalui agenda Seminar Nasional Teknologi dan Informatika tahun 2020 (SINASTIKA 2020) menyelenggarakan webinar dengan tajuk 1 Jam Seminar Online Artificial Intelligence pada Jumat, 19 Juni 2020.

Sebagai pembicaranya, panitia acara menghadirkan 2 orang pembicara yaitu Iwan Ady Prabowo, M.Kom., dosen dan peneliti dari STMIK SiNus bidang keilmuan Data Mining, serta Yanuar Wicaksono, M.Kom., Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Alma Ata, Yogyakarta. Sedangkan peserta seminar online kali ini adalah dari mahasiswa dan umum.

Materi yang disajikan seputar Kecerdasan Buatan disampaikan secara bertahap, dengan tujuan agar lebih mudah dipahami oleh para peserta seminar, baik yang dari kalangan mahasiswa maupun umum.

Dalam pembahasan materi mengenai Lingkup Kecerdasan Buatan Iwan memberikan contoh pemanfaatan dari cabang-cabang AI, "Sebagai contoh adalah Spotify dan Pandora, merupakan hasil dari Natural Language Processing (NLP) atau Pemrosesan Bahasa Alami," kata Iwan. "Ada juga Sistem Pakar digunakan dalam aplikasi yang dapat untuk memperlihatkan derajat keahlian dalam menemukan masalah dibidang tertentu, jadi bisa sebanding dengan seorang pakar".

"Contoh lainnya dari penerapan AI ada Speech Recognition, dengan itu manusia bisa berkomunikasi dengan komputer bahkan smartphone, lalu ada juga Robotika untuk mendukung sektor kesehatan, dan masih banyak lagi", jelas Iwan.

Dalam kesempatan tersebut pembicara kedua, Yanuar Wicaksono, mengawali materinya dengan mengangkat tema Menyibak Artificial Itelligence. Dia menerangkan bagaimana kecerdasan manusia dapat ditransfer atau dipindahkan ke mesin (contohnya robot) melalui pendekatan secara kognitif dan pendekatan rasional.

"Kecerdasan buatan ini menjadi hutan rimba bagi akademisi dan praktisi AI karena perkembangannya saat ini begitu pesat dimana tujuannya adalah bagaimana menduplikasi kecerdasan manusia pada mesin, sedangkan untuk mesin sifatnya masih bias, sehingga masih banyak topik yang bisa disibak atau digali lagi", ungkap Yanuar.(hum/Nv)