STMIK SiNus Hadiri Sosialisasi Pendidikan Anti Radikalisme

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sinar Nusantara yang diwakili oleh Dr. Ir. Muhammad Hasbi, M.Kom. (Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan), Arie Febrianto, MH. (Humas), dan Sapto Nugroho, ST. (Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa), pada Jumat (10/8) yang lalu menghadiri acara sosialisasi berupa Sosialisasi Pendidikan Anti Radikalisme di Perguruan Tinggi.

Sosialisasi ini diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerja sama dengan KOPERTIS 6 Jawa Tengah atau yang sekarang berubah nama menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah VI, dan Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang.

Pelaksanaan acara berlangsung di Grha Kebangsaan Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag), Jalan Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur Semarang, mulai pukul 08.00 WIB.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan Perguruan Tinggi Swasta yang terdapat didalam LL Dikti Wilayah VI Jawa Tengah ini mengambil tema “Penguatan Mutu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Menangkal Radikalisme di Jawa Tengah”.

Hadir dalam pembukaan acara tersebut, Ganjar Pranowo (Gubernur Terpilih Jawa Tengah masa bakti 2018-2023), Prof. DYP Sugiharto (Kepala LL DIKTI Wilayah VI) dan Dr Suparto (Rektor Untag).

Kepala LL DIKTI dalam sambutannya mengatakan bahwa masing-masing Perguruan Tinggi diharapkan bersikap dan bertindak waspada terhadap ancaman radikalisme. Menurut Prof. DYP, perlunya kewaspadaan ini dikarenakan 30% dari jumlah seluruh PTS di Indonesia telah terkena paparan radikalisme.

“Jadi kalau terdapat mahasiswa yang memiliki pergaulan yang tadinya inklusif atau bergaul dengan siapa saja tapi tiba-tiba menghilang dan kemudian pergaulannya jadi eksklusif maka semestinya dicurigai atau diwaspadai akan adanya indikasi radikalisme”, kata Prof. DYP.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ganjar Pranowo berharap agar PTS selaku lembaga pendidik harus hati-hati dalam melakukan pendidikan terhadap mahasiswa. dengan waspada terhadap tingkah laku mahasiswa yang kurang bersosialiasi.

Dalam acara inti dengan pembicara Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, yang merupakan Kepala BNPT, disebutkan bahwa tindakan pencegahan terhadap gerakan terorisme dan gerakan radikalisme harus dilakukan secara bersama oleh semua komponen atau civitas akademika yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi.

Sedangkan cara efektifnya, menurut Suhardi, yaitu dengan melakukan pendidikan karakter bagi para mahasiswa dengan berlandaskan nilai nilai pancasila, selalu mewaspadai infiltrasi atau penyusupan terhadap kampu, bisa menjadi dosen atau melalui alumni yang memberikan pengaruh kepada mahasiswa yang aktif maupun mahasiswa baru, serta menyadarkan para pihak yang terpapar radikalisme melalui perbuatan-perbuatan kemanusiaan yang mengedepankan nilai logika, nilai keberagaman atau Bhinekka Tunggal Ika serta ditambahkan nilai religi.

“Nilai nilai kemanusiaan diaplikasi oleh BNPT untuk membina Napi teroris agar kembali menjalani kehidupan yang normal, dan bisa dibuktikan dengan eks napi menjadi pedagang dan pengusaha sehingga berkontribusi pada pembangunan nasional”, jelas Suhardi. (hum/Ar/Ed.Nv)