STMIK SiNus Kerjasama dengan JCI dan Dispora Selenggarakan Workshop

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Sinar Nusantara  (SiNus) bekerjasama dengan Junior Chamber International (JCI) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kota Surakarta menyelenggarakan kegiatan workshop dengan mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika sebagai Jembatan Perdamaian Pemersatu Bangsa pada Sabtu, 30 Juni 2018.

Kegiatan tersebut berlangsung di lantai 3 Gedung C Kampus STMIK SiNus. Dihadiri oleh 100 orang peserta yang merupakan mahasiswa STMIK SiNus, selain itu hadir pula Kelik Isnawan, Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Kota Surakarta, dan Didik Nugroho, M.Kom., sebagai perwakilan unsur pimpinan STMIK SiNus.

Workshop yang berjudul Unity and Synergy in Diversity tersebut diberi slogan “Peace is Possible”. Dimulai pukul 09.00 WIB, dan dibuka secara langsung oleh Didik Nugroho. Dalam sambutannya, Didik menyampaikan bahwa STMIK SiNus menyambut baik penyelenggaraan workshop yang bertema Bhineka Tunggal Ika.

“STMIK SiNus menyambut baik penyelenggaraan workshop ini guna memotivasi para peserta untuk dapat mengembangkan diri dan berbagi ilmu dan pengalaman dalam pergaulan antar sesama warga negara Indonesia yang beranekaragam suku, bangsa, budaya, bahasa, agama dan istiadat. Dimana tercatat bahwa di Indonesia terdapat 1128 suku bangsa dan etnis,” kata Didik.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Didik bahwa dengan keanekaragaman seperti itu terdapat potensi menimbulkan konflik yang dapat melemahkan persatuan bangsa dan sinergi antar komponen bangsa Indonesia. Oleh karena itu sesama antar komponen bangsa hendaknya dapat saling bersinergi. Didik berharap melalui kegiatan workshop ini diharapkan hal tersebut dapat diwujudkan.

Senada dengan Didik, dalam sambutanya, Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Kota Surakarta, Kelik Isnawan, menyatakan bahwa menyembuhkan penyakit bukan hanya gejala yang dimatikan tetapi juga mematikan penyebab yang mana penyakit adalah analogi dari keadaan bangsa yang intoleransi yang berpotensi menimbulkan konflik dan tumbuh suburnya paham radikal yang juga dapat menimbulkan konflik.

“Dalam  mencegah terjadinya intoleransi dan menghilangkan paham radikal harus dimatikan bukan hanya gejala tetapi juga  mematikan penyebabnya,” tegas Kelik. Menurut Kelik, penyebab dari konflik sesama Warga Negara Indonesia adalah konflik horizontal berawal dari sikap intoleransi dan juga radikalisme.

Kelik menyebutkan terdapat empat hal yang menimbulkan intoleransi dan menjadikan konflik sesama warga negara dalam suatu negara dan sesama warga negara yang satu dengan warga negara dari negara yang lain, dimana keempat hal tersebut adalah :

  1. Perbedaan Keyakinan atau Aqidah
  2. KekuasaanPolitik
  3. Ketidakadilan
  4. Hawa Nafsu

Mengakhiri sambutannya, Kelik berharap dengan mengikuti workshop ini para peserta dapat mencegah dan sekaligus mematikan penyebab utama dari intoleransi.

Dalam pelaksanaannya workshop tersebut dikemas seperti seminar, dengan mendatangkan pemateri-pemateri, yaitu Zein Fuadi (Local President JCI  Chapter Solo 2018), Bambang Nugroho (Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Solo), dan Muh. Farid Sunarto (pengurus dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia dan Ketua Solo Bersimfoni). (hum Ar/ed. Nv)